Rahim Pengganti

Bab 66 "Tolong Percaya Mas"



Bab 66 "Tolong Percaya Mas"

0Bab 66     
0

"Tolong Percaya Mas"     

Jaga maya sedang heboh dengan pengkapan seorang wanita yang sudah selama hampir satu bulan ini masuk ke dalam DPO pihak kepolisian, siap lagi kalau Della Putri istri dari Fabian Satriawan Aditama, yang heboh karena terlibat skandal dengan sepupu dari suaminya dan juga kasus kecelakaan beberapa tahun lalu. Berita penangkapan Della, membuat seluruh keluarga Aditama khususnya Mama Ratih sangat bahagia, wanita paruh baya itu selalu meminta orang suruhannya untuk mencari keberadaan Della, supaya kasusnya cepat diproses.     

Bian dan beberapa kuasa hukumnya serta sudah berada di kantor polisi, di minta untuk menjadi saksi dalam beberapa kasus tersebut, tatapan mata Bian dan Della bertemu, keduanya saling menatap satu dengan lainnya, saat Della akan mendekat Bian berjalan lebih dulu pria itu tidak mau berlama lama di sana.     

Melihat sikap sang suami, membuat Della hanya bisa mendesah dalam. Wanita itu rindu dekapan hangat dari Bian. "Ini semua salah kamu Carissa," gumamnya dengan emosi. Sampai detik ini, Della selalu menyalahkan Carissa tentang semua hal yang sudah terjadi, wanita itu selalu ingin dianggap sebagai korban.     

"Mas, aku ingin bicara dengan kamu," ucap Della sembari menahan tangan Bian supaya berhenti. Bian menatap datar ke arahnya. Tatapan seperti yang tidak pernah disukai oleh Della, Bian tidak pernah menatapnya seperti saat ini, pria itu selalu memberikan tatapan hangat tapi kali ini tidak dan hal itu semakin membuat Della tidak suka. Bian memberikan kode kepada lawyernya untuk menunggunya sebentar, sepertinya saat ini waktu yang tepat untuknya berbicara dengan Della.     

***     

Keduanya sudah berada di sebuah ruangan, Bian meminta pihak polisi untuk memberikan mereka waktu untuk membahas beberapa hal penting, sebagai seorang penguasa sukses tidak sulit bagi Bian untuk bisa mendapatkan hal seperti itu. Duduk dengan saling berhadapan membuat keduanya hanya diam, Della mencoba meraih tangan suaminya itu namun, Bian selalu menepis tangannya pria itu tidak suka di sentuh oleh Della.     

"Kenapa kamu berubah Mas? Bukannya kamu selalu menyanyangi aku, kenapa kamu tidak mau aku sentuh seperti biasanya," ucap Della. Bian hanya menatap datar ke arah wanita itu.     

Helaan napas berat, terdengar sangat jelas. Bian segera merubah posisi duduknya dan berkata. "Apa yang ingin kamu sampaikan? Jika tidak ada hal yang serius, saya harus pergi. Masih ada hal penting yang harus saya kerja, kan."     

"Aku tidak bersalah, Mas. Kamu harus percaya. Saat itu aku dijebak Mas, aku tidak menyebabkan Papa meninggal. Kamu harus percaya Mas," ujar Della. Wanita itu sudah mengeluarkan air matanya, Della yakin dengan trik seperti ini dirinya pasti akan segera mendapatkan maaf dari Bian. Wanita itu berjalan mendekati Bian, menangis dan meminta suaminya untuk percaya dengan apa yang sudah dia katakana. Della mencoba menjelaskan semua yang terjadi, dia juga meminta kepada Bian untuk dibebaskan.     

"Lalu salah siapa yang menyebabkan, Carissa hampir meninggal dan anak yang ada di dalam kandungannya harus dilahirkan," ucap Bian dengan nada tinggi. Della terdiam, wanita itu sedang memikirkan apa lagi yang harus dirinya ucapkan kepada Bian, supaya pria itu bisa percaya. Bian tersenyum sinis, pria itu lalu beranjak dari tempatnya. "Tidak bisa menjawab, kan? saya menyesal pernah percaya dengan ucapan kamu." Setelah mengatakan hal itu, Bian pergi meninggalkan Della seorang diri, wanita itu tidak terima dengan apa yang sudah dilakukan oleh Bian. Della berteriak dan menghancurkan ruangan tersebut, polisi yang berjaga di luar segera memengang Della untuk dibawa masuk ke ruangan lainnya.     

***     

Bian masih memasang wajah datarnya, selama perjalanan pria itu lebih banyak diam. Penjelasan yang disampaikan oleh polisi mengenai kasus percobaan kecelakaan itu membuat Bian tidak menyangka Della mengatur semuanya dengan sedemikian rupa. Supir yang mencoba menabrak Carissa juga ada di sana saat polisi memberikan keterangan. Jika saja dirinya, tidak ditahan oleh lawyernya, mungkin orang tersebut sudah habis di pukul oleh Bian.     

Sebelum masuk ke dalam rumahnya, Bian berusaha untuk menetralkan semuanya, hubungannya dengan Carissa juga sudah mulai membaik, wanita itu yang biasanya menjauh sekarang sudah mulai mau berdekatan dengan Bian.     

Suara ketukan kaca mobil membuat lamunan Bian terhenti, pria itu lalu membuka kaca tersebut, di sana sudah ada Siska yang berdiri sembari membawa beberapa kantong belanjaan.     

"Ngapain di sini sih Mas? Kenapa gak masuk aja," ucap Siska.     

"Ini mau masuk. Minggir Mas, mau buka pintunya."     

Bian segera turun dari mobilnya setelah itu Bian melangkah masuk ke dalam rumahnya. Namun, langkahnya terhent karena cekalan dari Siska. Hal itu sontak membuat Bian langsung menoleh ke belakang.     

"Kenapa?" tanya Bian.     

"Mas Bian habis ketemu nenek lampir, kan. Makanya wajahnya seperti ini. Ayo jawab Mas," ucap Siska. Bian hanya bisa menghela napasnya berat, apa yang sudah diucapkan oleh adiknya itu benar. Namun bukannya menjawab, Bian malahan segera masuk ke dalam rumah, sontak saja hal itu membuat Siska kesal. Siska pun menyusul Bian masuk ke dalam rumah dengan wajah kesalnya, wanita itu lalu menghampiri sang Mama dan juga Caca yang sedang berada di dapur.     

Melihat raut wajah adik iparnya yang cemberut membuat Carissa bertanya tanya, bukankah tadi saat pergi Siska sangat senang tapi kenapa sekarang wajahnya seperti jeruk purut yang sangat asam.     

"Kamu kenapa, pulang pulang masam wajah masam gini," ucap Caca. Mendengar hal itu, membuat Mama Ratih juga menoleh ke arahnya. "Eh udah pulang Nak, nah ini kenapa?" tanya Mama ratih.     

"Itu Mas Bian bikin kesel aja. Ish sebel banget," jawabnya.     

"Emang Masmu itu udah pulang Nak?" tanya Mama Ratih. Siska hanya menganggukkan kepalanya. Caca segera membuatkan secangkir teh lemon untuk suaminya. Kebiasaan Bian sekarang adalah setiap pulang kerja akan minta dibuatkan teh lemon kepada istrinya.     

Ceklek     

Pintu kamar dibuka oleh Carissa dari luar, hal pertama yang dilihat oleh wanita itu adalah suaminya yang sudah berganti pakaian dan sedang bermain dengan Melody. Usia anak mereka sudah hampir 5 minggu, Melody selalu terbangun dari tidurnya jika mendengar suara sang Ayah. Anak gadis itu sangat dekat dengan ayahnya, diusia yang masih sangat dini seperti saat ini.     

"Mas!!" panggil Carissa. Bian menoleh ke belakang, senyum dibibir pria itu mengembang. Bian segera beranjak dari tempat tidurnya, lalu mendekati sang istri menerima teh lemon yang sudah dibawa oleh Carissa.     

"Anak cantik Bunda, udah bangun, Nak. Tahu aja ya kalau ada ayahnya," ucap Caca, sembari membawa Melody ke dalam gendongannya. Anak itu baru berusia 1 bulan tapi sudah seperti 4 bulan, pipi gembil milik Melody membuat semua orang yang melihatnya selalu saja ingin mencium dan gemas.     

"Anak ayah gitu," jawab Bian dengan senyum yang tercetak dengan sangat jelas. Bian mengambil Melody, melihat kedekatan kedaunya membuat hati Carissa menghangat. Meskipun ingatannya masih belum pulih semua namun, Caca bisa merasakan semuanya hal tulus yang diberikan oleh semua orang.     

###     

Hallo. Selamat membaca ya, dan terima kasih. Konflik ceritanya emang sedikit ribet sih, semoga saja kalian tetap suka ya. Love you guys, sehat sellau buat kita semua ya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.